sukses

Temanpintar.com – Kebanyakan kaum muda sekarang melilih konsep mencari bukannya menciptakan. Memilih mencari penghidupan dari pada merintis kehidupan. Padahal kaum intelek muda diharapkan mampu membuka lapangan berkarya bagi pengangguran dengan level pendidikan yang lebih rendah. Sebagaimana telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW, yang sejak masih muda dulu sudah tertanam kesadaran untuk berwira usaha. Meniru pola ekonomi Rosulullah dengan menumbuhkan kesadaran berwirausaha.
Pertama Niat
Sebelum melulai suatu usaha sebaiknya kita menengok ke dalam sanubari. Sudah kah kita tulus meniatkannya sebagai ibadah? Atau sebatas kebutuhan duniawi? Dalam sejarah islam tolak ukur atau tidaknya sebagai perilaku setelah kita sukses menetralisir niat untuk kemaslahatan umat, tujuan akhir tujuan akhir pun akan menjadi bersih. Sebaliknya, tanpa cara yang baik, niat baik tentu tak berterima dengan baik pula. Maka, raih tujuan dengan selamat.
Kedua Berani Memulai
Niat akan berakhir sebatas angan tanpa dukungan usaha konkrit untuk mewujudkannya. Status wirausaha muda tentu jadi keinginan banyak orang meski dengan beribu pertimbangan. Ketak beranian memulai umumnya menjadi alasan klasik untuk menjadi perintis. Wirausaha butuh banyak sekali modal. Tak hanya materi saja akan tetapi juga fisik dan mental. Modal tangguh, modal sigap, modal kreatif. Lantas seberapakah kita kita siap dengan berbagai resiko ‘modal’ jika di awal saja kita sudah takut memulai? Jadi, cukup kita hilangkan rasa takut akan kemungkinan-kemungkinan yang belum pasti terjadi. Keberanian yang tertunda,menjadi factor penunda kebaikan. Masa belum bertanding sudah menyerah!!!
Ketiga Kebal Akan Kegagalan
Jika keberanian telah terkikis oleh rumitnya pertimbangan, maka jauh pula rute keberhasilan, sebagai mana profesi wirausaha yang tak mesti menjajikan keuntungan berlipat. Tapi dia juga tak akan jauh dari yang namnya kegagalan. Kegagalan itu pasti adanya. Sudah menjadi hukum kausalitas, bahwa bersama kesulitan datang untuk memudahkan. Yang maha memberi kemudahan telah menjajikan dua kemudahan untuk setiap kesulitan. Sebagai mana bersama kegagalan pasti datang keberhasilan. Entah keberhasilan sampai pada tujuan akhir, atau keberhasilan menganalisis penyebab kegagalan. Tentu keduanya akan berimplikasi terhadap tingkat kedewasaan kita dalam menyelami ranah usaha. Maka, perkebal diri hadapi potensi kegagalan, dengan imunitas iman yang menguatkan.