Nggak usah menutup-nutupi, budaya bajak-membajak software sudah mengakar dari kalangan bawah sampai yang ada di gedung pemerintahan.

Windows is not genuine artinya software yang dipakai tidak resmi alias bajakan

Menurut pengamatan jago IT Ikram Dinata (frame.co.id), “pemerintah saja tidak bisa beli lisensi dari microsoft apalagi kita, trus kenapa sampai sekarang kurikulum di indonesia masih menggunakan microsoft office? kenapa tidak kita gunakan wps atau libre office yg opensource, toh kalian saja tidak beli lisensinya. tapi bersyukurlah kalian tidak membajak atau mengcrack = mencuri.”

Dilema memang, untuk mendapatkan sebuah software sistem operasi Windows asli – kalo mau beli kemahalan, kalo mau pake selain microsoft makenya tidak senyaman microsoft. Ini adalah soal kebiasaan.

“Mungkin itu yang dibilang zona nyaman. Kenapa kita lebih paham dan lebih familiar dengan produk Microsoft karena dari kecil mulai SMP kita memang diperkenalkan atau mempelajari produk Microsoft, coba dari kecil kita pelajari Linux dan tidak pernah kenal produk Microsoft pasti familiar nya sama Linux bukan microsoft. Jadi cuma faktor kita bisa karena terbiasa. Tapi memang susah untuk keluar dari zona nyaman.” tambah Ikram.

Tentu untuk mengubah kebiasaan memakai Windows bajakan menjadi windows ori bukanlah hal yang mudah. Jika pemerintah yang pastinya sudah memiliki anggaran dana miliaran saja memakai barang palsu, bagaimana dengan rakyat jelata? Unresolved! kayaknya kita harus nunggu negara ini makmur dulu…