Vera Heryanti bersama suaminya tercatat sebagai pengemudi taksi Blue Bird Bali sejak 3 bulan terakhir. Sementara sang suami Vidi Wibistino mengungkapkan bahwa menjalani profesi sebagai sopir taksi Blue Bird tidak pernah terlintas dalam benaknya.

supir taksi 30 juta

Vidi merupakan Sarjana Ekonomi lulusan Universitas Pasundan Bandung. Sebelum menjadi supir taksi, ia menjalankan usaha yang bergerak di bisnis kayu Kalimantan.

“Karena ada masalah dalam bisnis kayu yang saya jalani di Cirebon, saya kemudian ke Bali sekitar setahun yang lalu,” kata Vidi dikutip dari laman BeritaBali.

Awalnya, di Bali, Vidi masih melanjutkan usahanya, masih di bidang bisnis kayu. Vidi masih mencoba dunia wirausaha meski sebelumnya sudah pernah gagal sewaktu di Cirebon.

Istrinya, Vera Heryanti, kemudian bekerja sebagai sopir taksi Blue Bird, agar asap dapur tetap ngebul. Vidi pun mengijinkan istrinya bekerja sebagai sopir taksi Blue Bird untuk menopang kehidupan ekonomi mereka.

Ternyata pilihan istrinya tidak keliru. Penghasilan istrinya sebagai sopir taksi Blue Bird ternyata cukup besar, yakni mencapai Rp 10 juta per bulan. Tergiur dengan penghasilan istri yang lumayan besar, Vidi kemudian ikut melamar sebagai sopir taksi Blue Bird dan diterima.

“Akhirnya saya mulai bekerja sebagai sopir taksi Blue Bird dan mulai meninggalkan profesi saya sebagai wiraswasta,” ujar pria kelahiran Cirebon, 4 Januari 1983.

Awal bekerja, Vidi langsung mendapat order tamu penumpang. Dengan sistem kerja yang fleksibel, dari rumah, ia bisa menerima order tamu dari kantor.

“Lokasi tempat tinggal saya strategis banget, bisa standby di rumah sambil terima fleety (order penumpang) dari kantor,”ujarnya.

Karena sama-sama bekerja sebagai sopir taksi dalam satu perusahaan, Vidi dan istrinya harus pintar membagi waktu agar bisa tetap memberi perhatian pada dua anak mereka.

“Kita harus pintar bagi waktu, jika istri di rumah, saya yang keluar rumah cari penumpang. Seringkali kita saling bagi order penumoang dengan istri saya. Jika saya lagi off, order penumpang saya arahkan ke istri, demikian juga sebaliknya, saling kasi bagi order penumpang lah, kerja tim dengan istri,” ujarnya.

Namun jika keduanya meninggalkan rumah untuk bekerja, mereka menitipkan kedua anaknya kepada ibu kandung istri Vidi (ibu mertuanya) untuk menjaga 2 anaknya.

Kini Vidi mengaku sudah mantap dengan pilihannya menjadi sopir taksi Blue Bird. Penghasilannya sehari sebagai sopir Blue Bird di atas Rp 1 juta. Setelah dipotong komisi, sekitar Rp 500 ribu uang dibawa pulang ke rumah. Dalam sebulan, ia bisa meraup penghasilan antara Rp 19 hingga Rp 20 juta, termasuk tips dari penumpang dan komisi lainnya dari kantor.

“Saya suka tipsnya, lumayan lah buat tambahan selain setoran. Saya merasa nyaman bekerja di Blue Bird, lingkungannya sangat mendukung, tidak ada batasan senior dan junior, malah pengemudi senior banyak membimbing saya,”ujarnya.

Meski senang dengan penghasilan besar, namun tak jarang juga Vidi menemukan hal yang kurang menyenangkan saat bekerja.

“Dukanya saat jemput tamu lewat order lalu dicancel (batal), lalu sering fiktif alamatnya, muter-muter ternyata fiktif, harus banyak sabar. Saya akan menekuni profesi ini karena sudah cocok dari sisi lingkungan kerja yang nyaman dan penghasilan yang sangat lumayan. Ternyata rejeki saya ada di sini,” ujarnya.

General Manager Area Blue Bird Group wilayah Bali dan NTB, dr. Putu Panca Wiadnyana mengatakan pasangan Vidi dan Vera adalah satu-satunya pengemudi taksi pasangan suami istri di Blue Bird Group Bali.

“Meski jam kerja mereka fleksibel, tapi kita ada aturan kerja maksimal hanya 6 hari dalam seminggu, tidak boleh lebih. Kita juga buat aturan agar suami istri bisa libur bareng, agar bisa kumpul bersama keluarga mereka,”ujarnya.

Semoga menginspirasi.

(hrz/beritabali.com)