Akhir-akhir ini saya telantarkan situs ini karena kesibukan di dunia, bolak-balik Jakarta-Jogja dalam rangka menjalankan usaha. Artikel kali ini saya tulis berdasarkan apa yang telah saya ketahui dan juga apa yang telah saya jalankan.

Tidak sedikit orang yang memutuskan untuk resign dari tempat kerja untuk membuka usaha sendiri. Namun, hal ini sangat beresiko, terlebih jika mereka belum memiliki pengalaman dalam berbisnis. Untuk mendapatkan penghasilan tambahan, bisa dilakukan dengan kerja sambil usaha. Sementara opsi lainnya adalah dengan investasi.

Mana yang akan Anda pilih? Kerja sambil membuka usaha sendiri atau memilih untuk investasi?

Kerja Sambil Usaha

Jika Anda adalah orang yang tekun, sanggup memanajemen waktu, dan memiliki banyak waktu di luar jam kerja, maka ini adalah cara yang bagus.

Tapi ingat, kesalahan besar adalah mengelola bisnis sampingan pada saat jam kerja.

Anda bisa dianggap tidak memiliki dedikasi sebagai karyawan sebuah perusahaan. Jika bos tahu, maka ia akan berpikir “ini orang maunya apa!”. Sangat tidak beretika.

Disisi lain, Anda akan kesulitan untuk fokus dalam tanggung jawab kerja ketika Anda kerja sambil usaha.

Bisnis sampingan bisa dilakukan ketika pulang kerja.

Manfaatkan juga relasi yang ada di perusahaan tempat Anda bekerja, dan tentunya mencari lebih banyak relasi di luar, baik itu mendapatkan supplier atau calon konsumen.

Jika Anda telah memiliki ide berbisnis dan sangat potensial, siapkan modal usaha yang sesuai, jangan setengah-setengah. Anda bisa mendapatkan modal dengan uang tabungan Anda, atau dengan pinjaman koperasi / bank yang biasanya dapat Anda ajukan ke perusahaan tempat Anda bekerja (karyawan tetap).

Menjalankan bisnis sampingan bukan hal yang mudah. Walaupun dalam perkiraan akan mencapai omset besar, pada umumnya, para pekerja yang memiliki sambilan hanya akan memperoleh penghasilan tambahan yang tak seberapa. Kecuali Anda orang yang sangat tekun, disiplin, berkemauan keras, memiliki ide cemerlang, dan rajin bersedekah, Insya Allah pada akhirnya Anda tidak membutuhkan pekerjaan lama Anda lagi.

Investasi

Dunia ini begitu luas, begitu juga dengan peluang usaha. Banyak orang-orang yang mengatakan, “punya modal tapi nggak punya ide”. Dari situlah sebaiknya Anda berinvestasi.

Jika Anda kesulitan BAGAIMANA caranya menjalankan bisnis, dalam Bahasa Inggris: “HOW”

Maka kuncinya adalah menggeser huruf “W” berada di paling awal menjadi: “WHO”

SIAPA…

Mendapatkan penghasilan tambahan dan Anda tidak perlu repot. Anda tinggal menunjuk orang yang tepat untuk menjalankan bisnis.

Sebagai contoh:

Anda memiliki tabungan 100 juta. Anda memiliki relasi seseorang yang sangat hobi dengan sepeda atau mungkin pernah bekerja di toko sepeda, ia sangat tahu dengan detail seperti apa sepeda yang bagus, sepeda yang populer, sepeda yang up-to-date atau sedang booming, dan ia juga dimana pemasoknya.

Satu hal yang pasti, Anda yakin orang tersebut dapat dipercaya. Maka, jadikan dia partner.

Selanjutnya, Anda atau partner Anda mencari karyawan dan marketing yang handal.

Ide lebih mahal dari modal.

Banyak pemula berguguran walaupun punya modal besar, namun gagal dalam menjalankan roda usaha. Hal inilah yang menyebabkan mengapa sistem bagi hasil lebih banyak ke pelaku usaha daripada pemilik modal.

Dari contoh diatas, misalnya dalam satu bulan memiliki profit bersih Rp 10 juta, pembagiannya adalah pelaku usaha mendapatkan 6 juta, sedangkan Anda hanya mendapatkan 4 juta.

PELAKU USAHA 60% – 40% PEMILIK MODAL

Bahkan, jika sebuah usaha memiliki kerumitan yang tidak bisa dilakukan banyak orang, bisa saja

PELAKU USAHA 70% – 30% PEMILIK MODAL

Lebih sedikit? ya memang.

Salah satu kasus yang telah Ayomaju.info temui jika sistem bagi hasil 50-50,

Usaha game online dengan modal 50jt, dalam 6 bulan pertama, hasilnya masih kecil. Bagi hasil 50-50 nggak masalah, dan itu pun dianggap masih dalam perkembangan. Namun ketika berjalan 2-3 tahun, omset semakin besar. Pengelola merasa dirinya telah bekerja keras dan merasa tidak adil jika hanya mendapatkan setengah dari pendapatan bersih. Dan ia berpikir bahwa 80% untuknya adalah hak untuknya. Nah, disinilah akhirnya crash.

Untuk menghindari masalah seperti contoh diatas, Anda harus mempelajari lebih dalam bagaimana investasi dengan sistem bagi hasil dengan pengusaha yang telah berpengalaman, mengikuti seminar bisnis, atau mencari buku yang relevan.

Tips:

  • Buatlah perjanjian diawal.
  • Bagi hasil 50-50 tidak masalah jika Anda bermitra dengan saudara sendiri atau teman dekat dalam konteks usaha yang simple.
  • Ketika usaha mulai besar, siapkan cabang atau franchise di tempat lain dengan mencari mitra yang bisa dipercaya.
  • Jangan lupa berdo’a dan bersedekah.

Salam sukses (hrz)