Bayi yang baru lahir, terlihat menggenggam kuat tangannya. Seakan-akan akan menggengam dunia yang baru dipijak. Tumbuh dan berkembang menjadi seorang anak, kemudian remaja, masa muda, setengah baya, dan terakhir sebagai manula ( manusia lanjut usia ). Dan dari semua fase tersebut, perubahan akan sangat ketara pada saat menginjak usia 20 tahunan.

Apa yang kamu pikirkan ketika setelah lulus SMA, pastinya adalah sebuah harapan baru, yang kemudian mengingikan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Akan tetapi banyak hal yang tak terduga yang bisa terjadi pada fase perkembangan pola pikir, perilaku, dan mental.

Berikut ini adalah hal yang banyak terjadi di tahap perkembangan seorang pemuda.

  • Emosional. Jangan salah mengartikan emosional dengan sebuah kemarahan yang sifatnya negatif. Emosional disini adalah semakin bertambahnya kecerdasan emosi, penalaran, atau perasaan dalam jiwa yang sebelumnya tak pernah dirasakan. Semakin banyak hal baru yang ditemui, semakin besar rasa ingin tahu dan selalu meminta kejelasan. Berbeda dengan sebuah istilah tempramental, sifat tempramen cenderung lebih pada ketidak tenangan dan labil dalam mengendalikan emosi.
  • Jatidiri. Adalah hal yang sulit untuk dijelaskan. Bahkan ketika kamu sedang ngobrol bersama teman, lalu membahas sebuah kalimat “mencari sebuah jati diri”, mungkin respon kebanyakan orang akan menganggap hal tersebut hanya sebatas dongeng di buku cerita saja. Padalah ketika menginjak usia kepala dua sekitar 24, 25, 26, …. tahunan, secara alami seorang pemuda akan bertanya pada dirinya sediri “who i am?”. Sangat rawan putus asa dalam periodik usia seperempat kehidupan, istilah psikologinya : “quarter life crisis”, namun terkadang mempunyai semangat yang tidak ada tandingannya. Begitulah sifat pemuda, terkadang merasa sangat tidak nyaman dengan sebuah keadaan (insecure) di satu sini ada sebuah “suntikan semangat” yang datangnya bisa dari mana saja.

Bagaiamana untuk melatih kecerdasan emosional dan menyakinkan jati diri yang sebenarnya? Mungkin 4 kegiatan berikut ini bisa menjadi sebuah hal yang sayang untuk dilewatkan.

1. Menemukan dan menyalurkan hobi

Apapun hobi kamu, dalam catatan hobi yang positif. Jika masa remaja sering bertindak anarki, mencari sensasi, dan banyak tingkah lainnya, atau bahkan kamu orangnya sangat pendiam dan pemalu, perlu untuk memperbaiki diri dengan kegiatan yang positif.

Jangan sampai salah bergaul, misalnya mempunyai hobi olah raga lari, akan sangat membantu sekali bila bisa menemukan teman yang mempunyai hobi yang sama, bisa diajak bermain dan saling berbagi.  Namun akan sangat bahaya jika menemukan teman hobi bola namun selalu membahas “pasang mana? berani berapa?”.

Hobi secara tidak langsung akan mempengaruhi kehidupan di masa yang akan datang. Banyak para publik figur yang sukses di kehidupannya berawal dari hobi yang menjadi passion-nya. Siapa tahu dengan hobi yang ditekuni bisa menjadikan sebuah karya yang luarbiasa.

Apabila masih saja ada yang belum tahu, “hobi saya tuh sebenarnya apa ya?”. Silahkan baca : Menemukan Hobi Yang Cocok Dengan Anda

 

2. Membeli pengalaman lebih berharga daripada membeli sebuah item.

Pengalaman adalah aspek penting sebuah kehidupan. Usia dan umur, sekilas tidak ada perbedaanya. Akan tetapi apabila dilihat dari sudut pandang yang berbeda, usia merupakan hitungan angka saja sedangkan umur adalah sudah berapa banyak makan garam.

Pepatah tua mengatakan “The world is a book, and those who do not travel read only a page” ( Dunia adalah sebuah buku, dan bagi mereka yang tidak melakukan perjalanan hanya membaca satu halaman saja ). Bisa di simpulkan bahwa pengalaman yang dimiliki akan sangat berharga jika mereka menyadarinya.

Tabungan

Jika memiliki materi hanya untuk mengkoleksi item, mungkin beberapa waktu lagi bakal ketinggalan jaman, rusak mungkin juga hilang (misalnya smartphone model baru), namun ketika memutuskan untuk membeli sebuah pengalaman menarik bersama teman-teman yang seru (misalnya nonton konser band idola yang selama ini hanya bisa ditonton lewat youtube) pasti tidak akan menyesal ketika acara tersebut bubar.

 

3. Mempunyai relasi yang baik

Galau, mungkin kata-kata ini hanya ditujukan kepada anak alay saja. Namun sebenarnya hampir setiap orang bisa merasakan hal tersebut. Relasi disini bisa dengan siapa saja, seperti keluarga, teman, rekan, sahabat, atau seorang kekasih.

Sebenarnya bukanlah sebuah keharusan mempunyai “orang yang dekat”, namun akan nampak perbedaan yang signifikan antara seorang introvert dan orang yang supel. Jika kamu merasa tidak pandai bergaul, paling tidak ada beberapa orang yang dekat. Tetap pada kualitas lebih baik daripada kuantitas. Terlebih ada orang yang sangat membutuhkan kehadiran kamu.

Apabila belum menemukan seorangpun, mulai saat ini ayo cari.

 

4. Lebih dekat dengan Sang Pencipta

Ada sebuah percakapan dua seorang  sedang membahas tetangga membeli mobil baru, salah satunya berkata “laah… harta gak dibawa mati”, sebenarnya kata-kata tersebut tidak murni atas dasar tidak tertarik sama sekali untuk memilikinya, akan tetapi lebih condong kepada rasa ketidak mampuan.

Maka perlu mengubah pola pikir diatas menjadi “wah mobil baru, keren, semoga kita juga bisa ya… ”

Banyak pemuda yang gelisah akan keadaannya di masa muda, ketika mendengar sebuah ceramah hati sangat tenang sampai menuju pulang ke rumah, akan tetapi beberapa saat kemudian ‘lupa’ ketika seorang teman mengajak “ayo kita karokean”.

Godaan dalam hidup tak pernah ada henti-hentinya, terutama di masa quarter life crisis, jika kamu mempunyai iman yang kuat… dunia ini tak akan menyeretmu ke masalah yang tak berujung. (-hrz)