Tiba-tiba saja, boom… jumlah pendaki gunung meledak!!! Maksud saya, meledak mengenai jumlah pendaki dadakan sejak diputarnya film 5 cm.

Film tersebut sangat bagus, dan mungkin bisa jadi salah satu film terbaik yang pernah dibuat oleh perfilman Indonesia. Kisah didalamnya juga mengandung banyak inspirasi, terutama kegiatan ‘baru’ anak muda yang sebenarnya telah ‘lama’ dilakukan oleh para pecinta alam secara turun temurun.

Dalam salah satu kutipan film 5 cm :

Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kening kamu. Dan sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya serta mulut yang akan selalu berdoa”

Quote yang membangkitkan spirit kawula muda. Dilihat dari segi komersial, tidak ada yang salah. Film dibuat dengan modal yang besar, tentunya mereka berharap untuk menarik sebanyak-banyaknya keuntungan yang didapatkan oleh si pembuat. And we should to know it.

Tapi sebuah fenomena baru muncul di permukaan.

“Nih, kerjaan anak alay…korban film 5cm. Ngakunya pecinta alam… naik gunung, batu udah bagus polos asli alami jadi penuh coretan gini. Sampah dimana-mana, jalan dikit, ambil foto, jalan lagi foto lagi… kadang saya mikir mereka tuh mau naik gunung apa ke mal, nggak memikirkan fungsionalitas tapi cuman ngurusin style aja. Kasihan juga kalau kedinginan atau terpeleset karena terlalu maksa pakai sepatu converse.” Dengan penuh emosinya salah seorang pendaki ‘senior’ yang sudah melalang buana dari gunung satu ke gunung lainnya.

Seperti apa yang saya tulis diawal, jumlah pendaki baru banyak sekali setelah film tersebut di publish. Bahkan kalangan ABG dari penjuru kota sampai pelosok kampung yang sebelumnya belum pernah merasakan sensani ‘naik gunung’ pun tak ragu untuk memulainya.

Kesalahan bukan pada film tersebut, yang menjadi masalahnya adalah para ‘pendaki baru efek 5cm’ yang tidak mempunyai pengetahuan yang luas. Disamping itu masih kurang memahami bagaimana mencintai alam. Apakah seperti ini mental pemuda yang katanya masa depan bangsa?

pecinta alam

 

THE ONLY DIFFERENCE BETWEEN A GOOD DAY AND A BAD DAY IS YOUR ATTITUDE

Dennis S. Brown

Untuk itu sangat diperlukan menumbuhkembangkan kesadaran generasi muda dengan perilaku yang positif. Tak baik juga seorang pendaki ‘senior’ men-judge pendaki ‘baru’ sebagai pendaki alay, amatiran, karbitan, atau kata-kata yang identik untuk merendahkan orang lain. Mungkin alangkah baiknya jika memberikan arahan yang lebih persuasif.

Tambahan : Mungkin sebagian dari anda ada yang percaya dan ada juga yang hanya tertawa geli, Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Sekilas terlihat layaknya sebuah gunung biasa. Namun banyak hal yang tidak bisa tangkap secara logika. Pasti anda paham pada intinya.