Mimpi buruk bakal menghampiri para publisher Indonesia yang menargetkan pengguna internet lokal, terutama kaum muda dan entry user.

Lho kok bisa?

Hadirnya UC Browser yang terintegrasi dengan adblock / ad block plus akan menggilas banyak website di Indonesia secara perlahan. Huahahaha!

Owalah… kalau itu, sudah jelas! adblock memang kejam.

adblock-plus

What is going on?

Selain brokerage, model bisnis internet paling banyak adalah advertising. Orang awam pun bisa menebak, bagaimana jika sebuah stasiun televisi atau koran tidak ada iklan disana, ya bakalan gulung tikar!

Model iklan web merupakan perluasan dari model siaran media tradisional. Dalam hal ini, sebuah situs web menyediakan konten (biasanya gratis) dan jasa (seperti email, IM, blog, web aplikasi) dicampur dengan pesan iklan dalam bentuk iklan banner.

Jika Anda bertanya-tanya, mengapa saya kaitkan dengan UC Browser?

Begini, perusahaan asal China UCWeb (Alibaba group) sebenarnya sudah ada sejak tahun 2004. Saat itu masih di Java-ME atau Symbian. Nah, awal kehadiran Android, UC Browser masih kurang begitu populer di Indonesia. Akhirnya, mereka mengintegrasikan atau secara default memasang Ad Block ketika pengguna mendownload dari Google Play (Android) atau App Store (iOS). Nah, orang-orang yang baru beli android, awam atau enty-user, tertarik setelah mereka melihat iklan UC Browser / UC Mini yang ‘blink-blink’ dengan segala janjinya ‘cepat – cerdas – aman’, apalagi setelah beberapa artis di tipi seperti Rafi Ahmad ditunjuk sebagai brand ambassador mereka. Hmmm, hebat betul UC Browser.

Selain dari orang-orang yang benar-benar butuh, kebanyakan klik iklan berasal dari orang-orang awam yang jarang browsing. Kalau mereka udah dijaring UC+Adblock, bisa disimpulkan income sebuah website dari iklan menurun!

Tidak hanya orang awam saja, bocah-bocah yang udah nenteng smartphone sana-sini sampai merubah tri-kebutuhan

  1. Sandang
  2. Pangan
  3. Papan

menjadi

  1. Sandang
  2. Pangan
  3. Cas-casan

akhirnya memilih untuk menginstal UC Browser, karena itu tadi, cepat setelah membabat habis iklan-iklan di penjuru dunia maya.

Sebagai praktek, saya coba instal UC Browser untuk PC. Beberapa saat kemudian, muncul notifikasi / pesan rekomendasi ‘browsing lebih cepat’ dari UC Browser untuk menginstal addon Adblock!

Bener-bener deh….

Data dari google menunjukkan bahwa di tahun 2016, akses internet di Indonesia sebanyak 65% menggunakan ponsel.

mobile-first-market

Data yang saya dapatkan dari StatCounter, pada tahun 2014 pengguna UC Browser (5%) jauh dibawah Firefox (31%) dan Chrome (26%)

statcounter-browser-id-monthly-201401-201412-bar

Berselang satu tahun kemudian, peningkatan pengguna UC Browser yang fantastis! dari 5% menjadi hampir 25%, beda tipis dengan pengguna Google Chrome. Sedangkan Firefox mulai menurun (17%)

statcounter-browser-id-monthly-201501-201512-bar

Dari awal tahun 2016 sampai artikel ini ditulis, UC Browser telah berada diatas angin (41%). Pengguna Google Chrome di Indonesia tidak mengalami perubahan persentase, namun browser lain seperti Mozilla Firefox, Opera, Android, Safari, Blackberry, Samsung Internet, Internet Explorer (IE) dll persentase semakin kecil.

statcounter-browser-id-monthly-201601-201610-bar

Tahun 2017, apakah tetap UC Browser paling popular di Indonesia? malahan semakin naik presentasenya? wow! awesome! ah… au ah… gelap.

Mungkin banyak orang benci iklan, tapi jika iklan tidak ada, dari mana publisher website atau blog akan mendapatkan pemasukan. Alih-alih mendapatkan keuntungan, menutup biaya perawatan website saja bisa sempoyongan.

Publisher: “what should I do?”

Fans UC Browser + Ad Block Plus: “who cares!”

Advertiser: Iklan nggak muncul, ya udah, gue ngiklan di tempat lain. Duit-duit gue…

Google Asia Pacific: Gue masih dikejar suruh bayar pajak nggak ya….?