Tidak banyak yang berani memulai sebuah usaha yang penuh dengan resiko, ini adalah tantangan terbesar bagi seseorang yang mau menjadi wirausahawan. Namun itulah yang dilakukan Sauji, pemilik Family Water Park di Tenggarong, dalam melangkah menjadi wirausahawan mandiri.

Seperti dilansir dari Koran Kaltim, setelah keluar dari statusnya sebagai karyawan tambang batu bara di Sangasanga, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Sauji bertekad untuk mencoba membuka bisnis sendiri dengan membuka kolam renang bernama Family Waterpark. Usaha ini berada di kawasan Jalan KH Achmad Dahlan, Gang Peredam, Tenggarong Kukar.

usaha-kolam-renang

Sauji mengatakan, ia telah menghabiskan sekitar Rp 3,4 miliar untuk membuka usaha kolam renang tersebut. Sauji rela menjual rumah, tanah dan mobilnya demi membuka usaha pribadi miliknya.

“Sejak berhenti dari perusahaan tambang saya langsung menjual rumah, tanah dan mobil yang saya beli selama 26 tahun saya bekerja di perusahan tambang – hanya untuk membuka usaha. Hasil penjualan itu sekitar Rp3,4 miliar,” jelasnya.

Menurut Sauji ia adalah salah satu korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari perusahan yang tutup. Sebelumnya ia juga pernah menekuni bisnis otomotif dengan membuka bengkel mobil dan motor, namun omzetnya kian hari terus menurun, hingga ia pun beralih untuk bertani dengan membuka 10 hektare sawah. Namun sayangnya tidak juga mendapatkan keuntungan yang memadai.

Berbekal semangat yang pantang menyerah, tekad dan rasa percaya diri, ia memberanikan diri membuka kembali usaha yang belum pernah terpikirkan oleh orang dengan membuka bisnis kolam renang dengan konsep yang hampir mirip waterboom di Jawa.

“Tempo hari saya jalan-jalan ke Pulau Kumala dan keliling Tenggarong untuk mencoba mencari peluang usaha apa yang belum ada di Tenggarong. Saat itulah terpikirkan kolam renang. Jika ditambahkan beberapa wahana di dalamnya, saya pikir akan lebih banyak peminatnya. Jadi akhirnya saya memutuskan membuka kolam renang dengan wahananya,” katanya.

Meski baru membuka bisnis ini 4 bulan yang lalu. Kolam renang tidak sepi pengunjung. Hanya dengan Rp. 15 ribu per orang di hari biasa dan Rp 30 ribu untuk hari libur, pengunjung bisa sepuasnya berenang dan berseluncur. Dalam sebulan ia meraih omzet Rp 20 juta dari usahanya.

Namun, cuaca menjadi kendala. Jika panas pengunjung akan banyak yang datang, namun jika memasuki musim hujan, kolam renang pun sepi.