Artikel ditulis berdasarkan obrolan segelas besar susu jahe di Angkringan. Letaknya di sebuah pinggir jalan raya di sebuah kota, penuh inspirasi, serta Oom Pengki, penjual warung angkringan yang mempunyai keramahan dan selera humor yang tinggi membuat pelanggan semakin betah saja.

Angkringan yang kita tahu adalah sebuah warung yang identik dengan nasi kucing atau “sega kucing” yang berasal dari bahasa jawa. Makna sego kucing mempunyai arti sebungkus nasi dengan porsi kecil seukuran porsi menu makan untuk si kucing.

Sebuah angkringan dengan nasi kucing secara khas dipadukan dengan minuman hangat, seperti minuman jahe hangat yang biasanya dicampur dengan susu, kopi, teh, atau minuman es dingin. Bungkusan nasi dan minuman tadi merupakan menu wajib yang ada di Angkringan.

Untuk membuka usaha warung angkringan sendiri tidaklah sulit. Mulai dari seorang yang tidak mempunyai pengalaman sama sekali, sampai seorang pengusaha yang ingin terjun di dunia angkringan ini.

Mereka yang berbudget besar membuat perusahaan angkringan dengan modal yang tak sedikit, serta mampu memanajemen kelangsungan usahanya. Dan biasanya mereka yang sukses dengan usaha ini membuka banyak cabang di setiap kota.

Untuk menjadi seorang pengusaha di bidang ini tidak lah cukup hanya dengan mengandalkan modal besar saja, melainkan perlu sebuah riset. Diantaranya adalah menentukan target dan lokasi yang tepat, selain itu karyawan yang direkrut juga tak boleh asal-asalan.

Jika rasanya kekurangan modal atau masih dalam tahap pemain baru, usaha ini bisa dijalankan dengan dengan modal yang terjangkau. “Kita taruh saja 5 juta” kata Oom Pengki.

Dengan uang tersebut, 2 juta untuk membuat gerobak dan fasilitas lainnya. Sedangkan 3 juta sisanya untuk membeli apa saja yang akan dijual di angkringan, diantaranya nasi, lauk, gorengan, daing, sate jeroan, sate usus, sate telur puyuh sampai minuman.

angkringan bersih

Ia menambahkan, meskipun ia membuka usahanya mulai dari sore hari sampai tengah malam, ia tetap selalu menjaga kebersihan mulai dari gerobak, cara mencuci sendok / piring, sampai dengan tikar yang ia sediakan. Kebersihan merupakan sebuah kewajiban baginya agar para pengunjung tidak kapok untuk datang lagi.

Nilai tambah sebuah angkringan adalah penjualnya, mudah akrab meskipun sebelumnya tidak kenal, selera humor tinggi  yang bisa membuat pelangganya betah. Namun jangan sampai “over” karena tak semua orang menyukai sesuatu yang “lebay”.

Sekali lagi ia menjelaskan bahwa membuka usaha kecil-kecilan sebuah angkringan ini tidak lah sulit, “menunya kan itu-itu aja, yang penting kita punya keistimewaan”. Selain itu, jangan pernah berpikir untuk membuka usaha dengan sistem join. Hampir sebagian besar usaha joinan di angkringan ini tidak akan bertahan lama.

Lebih baik menambah modal sedikit dan dikelola sendiri, kalau tidak ada waktu, cari karyawan adalah solusi yang jauh lebih baik dari pada dengan sistem patungan tadi.

“Mungkin tak masalah membuka usaha angkringan jika usaha patungan bersama keluarga sendiri, namun apabila merencakan dengan seorang rekan / teman yang mungkin awalnya enak diajak ngobrol atau orangnya supel, di dunia bisnis, orang tersebut bisa saja menjadi manusia srigala yang bisa menggigit temannya sendiri” tambahnya.