Tahukah Anda sumber pendapatan terbesar negara Indonesia?

Sudah jelas sumber penghasilan terbesar Indonesia adalah ‘pajak’. Berikut adalah pemasukan untuk negara Indonesia :

pajak preman mediamuda.com bisnis

 

  1. Penerimaan perpajakan
    a. Pajak Dalam Negeri
    i. Pajak Penghasilan
    1. Migas
    2. NonMigas
    ii. Pajak Pertambahan Nilai
    iii. Pajak Bumi dan Bangunan
    iv. BPHTB
    v. Cukai
    vi. Pajak Lainnya
    b. Pajak Perdagangan Internasional
    i. Bea Masuk
    ii. Pajak/Pungutan Ekspor
  2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
    a. Penerimaan SDA
    b. Bagian Laba BUMN
    c. PNBP lainnya

Terkait dengan kondisi ekonomi yang sedang lesu akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar, menurut pengamat ekonomi dari Udinus Semarang mengatakan bahwa pemerintah semena-mena soal pajak terhadap pengusaha.

“Seharusnya dalam keadaan sulit seperti ini diharapkan pengusaha bisa lebih intensif dalam menggarap pasar domestik.Pengusaha dapat melakukan gerakan, misalnya melalui iklan, Pemerintah dalam hal ini aparat pajak tidak boleh semena-mena terhadap pengusaha. Tidak sekadar memenuhi target pajak tetapi juga harus memahami kondisi pengusaha,”katanya

Menurut dia, lesunya kondisi ekonomi yang dipicu oleh pelemahan nilai mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) merupakan masalah bersama sehingga Pemerintah maupun pengusaha tidak boleh sembrono dalam menyikapinya.

Sementara itu, di tengah kondisi seperti ini diharapkan pengusaha bisa lebih intensif dalam menggarap pasar domestik.

“Seharusnya dalam keadaan sulit seperti ini banyak potensi yang dapat dikerjakan. Pengusaha dapat melakukan gerakan, misalnya melalui iklan,” katanya.

Sedangkan jika si pengusaha berorientasi ekspor, pihaknya mengimbau para pengusaha dapat menggunaka instrumen yang ada.

“Kita ada kerja sama dengan China terkait ‘currency swot’. Jadi kalau ingin impor dari China tidak harus pakai dolar tetapi bisa pakai rupiah sehingga pengaruhnya tidak terlalu besar. Kita impor pakai rupiah, ekspor juga begitu. Fasilitas Rp175 triliun dipakai baru 2 persen,” katanya. (hrz/ref:Ant)