Guys, siapa idola lu saat ini? apakah artis-artis yang sedang naik motor cbr / ninja di pilem sore-sore itu? atau mungkin yang lagi tenar di youtube itu, eh, siapa namanya? aw.. aw.. awpalahh… apa sih yang dibanggakan dari mereka? Coba deh tengok wanita muda Indonesia yang berani dan punya pemikiran cerdas. Dia adalah Nara Masista Rakhmatia yang menjabat sebagai Second Secretary Urusan Ekonomi di Misi Permanen Republik Indonesia untuk PBB di New York.

Nara Masista Rahmatia

Nara Masista Rakhmatia bungkam 6 pemimipin negara Pasifik

Kita harus bangga dengan keberanian serta diplomasi Nara, seorang pemberani yang membela kebenaran, apalagi dalam hal ini menyangkut kewibawaan dan kehormatan nama bangsa Indonesia di mata internasional. Baru-baru ini, Nara menjawab tudingan pelanggaran HAM enam negara Pasifik di Papua.

Dikutip dari laman Republika, Ada yang berbeda pada Sidang Majelis Umum PBB, Senin (26/9) lalu. Seorang diplomat junior Indonesia menjawab tudingan enam pemimpin negara Pasifik soal pelanggaran hak asasi manusia dengan berani dan tegas.

Delegasi dari Kepulauan Solomon, Vanuatu, Nauru, Kepulauan Marshall, Tuvalu dan Tonga, semua menyatakan keprihatinan atas provinsi yang terletak di bagian barat Pulau Papua Nugini dan merupakan rumah bagi sebagian besar populasi warga Melanesia.

Perdana Menteri Kepulauan Solomon, Manasye Sogavare mengatakan, dugaan pelanggaran hak asasi manusia di provinsi Papua Barat terkait dengan dorongan untuk memerdekakan diri. “Kekerasan HAM di Papua Barat dan upaya untuk menentukan diri sendiri di Papua Barat adalah dua sisi dari koin,” katanya.

Second Secretary Urusan Ekonomi di Misi Permanen Republik Indonesia untuk PBB di New York, Nara Masista Rakhmatia (34 tahun), menjawab dengan mengatakan tudingan itu jelas mencerminkan ketidakpahaman mereka terhadap sejarah, situasi saat ini dan perkembangan progresif di Indonesia, termasuk di Provinsi Papua dan Papua Barat, serta manuver politik yang tidak bersahabat dan retoris.

“Kami menolak mentah-mentah sindiran terus-menerus dalam pernyataan mereka,” kata Nara tak gentar.

Dia menambahkan, pernyataan bernuansa politik mereka itu dirancang untuk mendukung kelompok-kelompok separatis di provinsi tersebut yang begitu bersemangat terlibat mengganggu ketertiban umum dan melakukan serangan teroris bersenjata terhadap warga sipil dan petugas keamanan.

“Pernyataan negara-negara tersebut benar-benar melanggar tujuan dan maksud piagam PBB dan melanggar prinsip hukum internasional tentang relasi persahabatan antarnegara serta kedaulatan dan integritas teritori suatu negara,” ujarnya.

Dia menyesalkan tindakan negara Pasifik yang menyalahgunakan sidang Majelis Umum PBB untuk mengajukan agenda domestik mereka, dan bagi beberapa negara untuk mengalihkan perhatian dari persoalan politik dan sosial di negara mereka.

Menurut Nara, sikap negara-negara itu meremehkan piagam PBB dan membahayakan kredibilitas majelis. Nara juga menyatakan komitmen Indonesia terhadap HAM tidak perlu dipertanyakan.

Dia menjabarkan, Indonesia adalah anggota pendiri Dewan HAM PBB. Indonesia sudah menjadi anggota dewan tersebut selama tiga periode sebelumnya. Saat Ini Indonesia menjadi anggota keempat kalinya.

Indonesia adalah penggagas komisi HAM antarpemerintah ASEAN dan komisi independen permanen OIC. Indonesia sudah meratifikasi delapan dari sembilan instrumen utama HAM.

“Semuanya terintegrasi dalam sistem hukum nasional kami, dibanding hanya empat oleh Kepulauan Solomon dan lima oleh Vanuatu,” kata Nara, suaranya tenang dan tegas.

Dengan bahasa Inggris yang fasih, dia mengatakan Indonesia ada di antara segelintir negara yang memiliki Rencana Aksi Nasional HAM Indonesia, juga memiliki Komnas HAM yang aktif dan kuat sejak 1993, masyarakat sipil yang aktif dan media yang bebas.

Nara menuturkan, Indonesia adalah negara demokrasi yang dinamis. “Hampir mustahil pelanggaran HAM terjadi tanpa diketahui dan diperiksa,” ujarnya.

Dalam penutup pernyataannya, ia mengutip suatu pepatah di kawasan Asia Pasifik. “Ketika seseorang menunjukkan jari telunjuknya pada yang lain, jempolnya secara otomatis menunjuk pada wajahnya sendiri. Terima kasih,” kata Nara sambil mengacungkan tangannya.

Profil Nara Masista Rakhmatia

profil-nara-masista-rakhmatia

Nara Rakhmatia – Second Secretary at Permanent Mission of the Republic of Indonesia to the United Nations – New York, Urusan Internasional

Jabatan Saat ini:

Permanent Mission of the Republic of Indonesia to the United Nations, Ministry of Foreign Affairs, Republic of Indonesia

Sebelumnya:

Permanent Mission of the Republic of Indonesia to the United Nations, Center for Research on Intergroup Relations and Conflict Resolutions, University of Indonesia, Center for East Asia Cooperation Studies, IR Department, University of Indonesia

Terkait

  • Kesenian dan Kebudayaan
  • Anak-anak
  • Hak Sipil dan Aksi Sosial
  • Pendidikan
  • Hak Asasi Manusia
  • Politik
  • Penanggulangan Kemiskinan
  • Layanan Sosial
  • Gender empowerment

Pengalaman

Second Secretary
Permanent Mission of the Republic of Indonesia to the United Nations
April 2016 – Saat ini (6 bulan)Manhattan, New York

Foreign Service Officer
Ministry of Foreign Affairs, Republic of Indonesia
Januari 2008 – Saat ini (8 tahun 9 bulan)

Third Secretary
Permanent Mission of the Republic of Indonesia to the United Nations
Januari 2014 – Maret 2016 (2 tahun 3 bulan)Manhattan, New York

Program Assistant
Center for Research on Intergroup Relations and Conflict Resolutions, University of Indonesia
Oktober 2006 – Desember 2007 (1 tahun 3 bulan)

Research Assistant
Center for East Asia Cooperation Studies, IR Department, University of Indonesia
2006 – 2007 (1 tahun)Depok, Indonesia

Teaching Assistant
Faculty of Social and Political Sciences University of Indonesia
2005 – 2006 (1 tahun)Depok, Indonesia

Menguasai Bahasa

  • Indonesia,
  • Bahasa Inggris,
  • Mandarin

Pendidikan

Georgetown University
Communication and Media Studies, School of Continuing Studies
2012 – 2012

University of St. Andrews
M. Litt, Peace and Conflict Studies
2009 – 2010

Universitas Indonesia (UI)
S. Sos, International Relations
2002 – 2006

Universitas Indonesia (UI)
Diploma, Mass Communication/Media Studies – Broadcasting
2000 – 2003

Lulusan SMA 70 Jakarta

Sudah saatnya anak muda tampil di Kancah Dunia Internasional, menjunjung tinggi bahwa NKRI Negara Lebih Baik dan Makmur. Tetap Bhinneka Tunggal Ika! Bravo buat Mba Nara.